
Foto: Goethe-Institut Indonesia/Tri Rothbrust-Prasetyanti
Jerman mempunyai beberapa tradisi menyambut Natal. Bagaimana suasana Natal di Jerman?
Foto: Goethe-Institut Indonesia/Tri Rothbrust-Prasetyanti
Kemeriahan Natal sudah terasa di setiap sudut kota Jerman. Kelap-kelip lampu, hiasan serba merah, hijau, dan emas mulai menghiasi ruang keluarga di rumah, toko maupun jalan, untuk menyambut hari Natal yang akan segera tiba!
Hari raya Natal setiap tahunnya selalu disambut sangat antusias oleh masyarakat di Jerman. Mulai dari persiapan penyambutan perayaan seperti Weihnachtsmarkt, pasar rakyat tahunan di Jerman untuk menyambut natal, tidak ketinggalan setiap dapur mulai sibuk membuat beragam Plätzchen, biskuit yang disajikan saat Natal, serta menghias rumah dengan suasana Natal.
Kemeriahan nuansa Natal di Jerman dimulai ketika memasuki masa Advent, empat minggu sebelum hari Natal. Pada awal masa Advent ini dimulailah Weihnachtsmarkt yang terdapat di hampir setiap kota di Jerman. Di Weihnachstmarkt Anda dapat menemukan hiasan atau dekorasi Natal yang cantik, juga makanan khas saat Natal. Suasana natal akan sangat terasa di sana. Weihnachstmarkt merupakan tujuan yang menarik bagi para wisatawan baik lokal maupun internasional setiap tahunnya, Weihnachstmarkt yang sangat terkenal di Jerman adalah Nürnberger Christkindlmarkt.
Foto: Goethe-Institut Indonesia/Tri Rothbrust-Prasetyanti
Di samping Weihnachstmarkt, ada sebuah tradisi yang tidak ketinggalan, yaitu Advenstkalender. Adventskalender adalah sebuah kalender dengan 24 kotak dan pintu kecil, yang di dalamnya terdapat hadiah atau cokelat. Pintu-pintu tersebut dapat dibuka mulai dari hari pertama masa advent sampai hari ke 24, yaitu hari sebelum natal. Saat ini bentuk dan motif Adventskalender sangat beragam yang pastinya membuat anak-anak maupun orang dewasa sangat antusias pada tradisi ini.
Lantas bagaimana dengan tradisi menaruh kaus kaki di depan Kamin, perapian atau menaruh Stiefel, sepatu bot di depan pintu yang biasanya dilakukan oleh anak-anak? Apakah masih ada yang melakukan tradisi tersebut? Tentunya masih ada yang menjalankan tradisi tersebut disana. Tradisi ini biasanya dilakukan pada malam sebelum Nikolaustag yang jatuh tanggal 6 Desember, saat itu anak-anak sudah menaruh kaus kaki atau sepatu bot yang berisi harapan mereka masing-masing, yang nantinya akan terisi hadiah dari Nikolaus Santa Claus.
Foto: Goethe-Institut Indonesia/Tri Rothbrust-Prasetyanti
Saat malam atau hari Natal tiba, anggota keluarga akan berkumpul bersama untuk merayakannya malam Natal secara bersama-sama. Makanan serta berbagai macam kue khas Natal (Plätzchen) disajikan seperti Lebkuchen, Strollen dan masih banyak lainnya yang tersedia di atas meja. Kue-kue ini biasanya disajikan sebagai pendamping untuk menikmati minuman teh, Glühwein, Punsch yang menghangatkan tubuh saat malam Natal yang dingin, yang juga menghangatkan suasana Natal di rumah bersama keluarga.
-Tri Rothbrust-Prasetyanti-