
Pesta Pernikahan ©Tri Rothbrust-Prasetyanti
Gastblogger Tri berbagi cerita tentang pesta pernikahannya. Bagaimana pesta pernikahan di Jerman?

Februari 2014 lalu, saya melangsungkan pernikahan secara catatan sipil yang bertempat di Linz am Rhein, Jerman tepatnya di altes Rathaus (Gedung Balai Kota Lama). Prosesi pernikahan kami tidak berlangsung lama yaitu hanya sekitar setengah jam. Setelah prosesi pernikahan selesai, kami mengadakan pesta sederhana di rumah.
Tamu undangan yang datang yaitu keluarga serta teman dekat. Bisa dikatakan sangat kontras dengan pesta pernikahan di Indonesia, yang dihadiri sekitar ratusan bahkan ribuan undangan. Pesta pernikahan di Jerman memang biasanya dirayakan secara sederhana, tetapi ada juga yang merayakannya besar-besaran.
Untuk menjamu makan siang bagi para tamu undangan kami memesan makanan dari sebuah Partyservice. Menu yang disediakan adalah masakan Jerman. Sementara untuk kue atau cemilan dibuat sendiri oleh Ibu mertua saya dan ada juga yang dibawa oleh kerabat dekat.
Walaupun pesta pernikahan kami berlangsung secara sederhana, namun sangat berkesan sekali untuk kami, terlihat dari tamu undangan yang datang tampak menikmati pesta sederhana kami, bahkan hingga larut malam. Untuk hari berikutnya kami juga mengundang beberapa teman dekat lainnya untuk minum kopi dan makan kue pada sore hari.
Foto: Goethe-Institut/Bernhard Ludewig
Di Jerman ada beberapa tradisi yang dilakukan sebelum, sesudah ataupun saat pernikahan dan di antaranya adalah:
Polterabend
Polterabend diadakan pada malam sebelum hari pernikahan. Keluarga dan teman dekat akan berkumpul dan membawa peralatan pecah belah berbahan porselen, kemudian mereka berkumpul di sebuah tempat yang sudah disepakati. Malam itu juga mereka membuat „kegaduhan“ dengan cara melemparkan dan membuang porselen ke jalan atau tanah, pecahannya kemudian dibersihkan oleh calon mempelai. Tradisi ini dipercaya mampu mendatangkan nasib baik untuk calon mempelai.
Reis werfen (Tabur Beras)
Reis werfen (Tabur Beras), dalam tradisi ini tamu undangan akan menunggu di pintu keluar, dan jika prosesi pernikahan selesai, mempelai yang keluar dari pintu akan ditaburkan beras. Tujuannya adalah agar kedua mempelai terhindar dari marabahaya dan hidup bahagia selalu.
Pesta Pernikahan ©Tri Rothbrust-Prasetyanti
Baumstamm zersägen
Merupakan tradisi memotong batang pohon yang dilakukan mempelai menggunakan sebuah gergaji, tradisi ini memiliki makna kerjasama, artinya bahwa kedua mempelai harus selalu bekerjasama dalam mengarungi bahtera rumah tangganya.
Geld im Schuh
Pengantin akan menyelipkan uang di sepatu yang mereka pakai pada saat pernikahan, ini adalah lambang agar kelak mereka tidak mengalami kesulitan finansial.
Beberapa contoh tradisi di atas masih bisa kita jumpai pada perayaan pernikahan di Jerman, namun banyak juga yang tidak lagi menjalankan tradisi ini, contohnya seperti saya dan suami.
Baik dengan ataupun tanpa menjalankan tradisi, harapan terbesar bagi setiap pasangan adalah dapat mengarungi bahtera rumah tangga bersama dan semoga keberuntungan serta kebahagian selalu menyertai sampai maut memisahkan.
-Tri-
Oya,,untuk administrasi pernikahan seperti apa?jika di indonesia kan harus mendaftarkan ke kua dan setelah akad baru ada buku nikah,,,klo di jerman bagaimana?
Kalau secara catatan sipil, kita harus daftar dulu di Standesamt, setelah pengurusan dokumen selesai, nanti kita dapat jadwal tanggal pernikahan. Dokumen surat nikah dan Stammbuch didapatkan pada hari pernikahan tersebut.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai dokumen-dokumen pernikahan di Jerman, dapat dilihat pada artikel saya sebelumnya mengenai pernikahan di Jerman.
Salam,
-Tri-