
Foto: ©colorbox.com
Salah satu hal penting yang harus dilakukan untuk bisa bertahan di Jerman, yaitu mengatur biaya hidup! Di artikel ini Lia memberikan tipsnya...

Foto: ©colorbox.com
Untuk menghindari ceria di awal bulan dan bangkrut di akhir bulan, saya harus mengatur biaya hidup saya secermat mungkin. Ditambah saat ini saya bekerja di Jerman dan tidak memungkinkan bila kantung mulai kempis di pertengahan bulan, lalu saya pindah ke “Hotel Mama” di Indonesia – kembali ke rumah orangtua dan mendapatkan servis dan makanan bintang lima secara cuma-cuma.
Setelah mencoba beberapa cara, akhirnya saya menemukan cara yang tepat untuk mengatur biaya hidup di Jerman, berikut ini beberapa tipsnya:
1. 30% untuk Menabung
Berhubung saya masih lajang dan kebutuhan hidup belum banyak, saya menyisihkan 30% dari pendapatan saya untuk ditabung. Tabungan ini bagi saya sifatnya wajib dan tidak bisa diganggu gugat.
2. Bayar Tagihan di Awal Bulan
Setelah menabung, saya membayar beberapa tagihan. Dimulai dari porsi yang paling besar adalah membayar sewa
Wohnung atau tempat tinggal. Saya merasa dimudahkan karena saya menyewa
Wohnung Warmmiete, berarti sewa yang saya bayar sudah termasuk listrik, pemanas dan internet. Selain itu saya juga membayar asuransi,
Rundfunkbeitrag , biaya kartu telpon.
3. Transportasi
Akan lebih menguntungkan bila kita bisa berjalan kaki ke kantor. Sayangnya jarak dari
Wohnung ke kantor saya lumayan jauh, 15 menit dengan bus. Jadi setiap bulan saya menyisihkan dana untuk
Monatskarte atau tiket perjalanan bulanan. Harga perjalanan dengan
Monatskarte tentu saja jauh lebih murah daripada saya harus membeli tiket setiap hari dengan
Einzelkarte.
4. Tabungan untuk Pulang Kampung
Sebagai anak rantau, tentu saja saya selalu merindukan hangatnya matahari dan keluarga saya di kampung halaman. Jadi dari pendapatan saya setiap bulan saya tabung 10% untuk biaya perjalanan mudik saya. Bukan hanya untuk liburan, tetapi juga sebagai dana dadakan, kalau suatu waktu saya harus segera bertolak ke Indonesia.
5. Berhemat dengan Masak di Rumah
Di manapun kita berada, rasanya dengan masak di rumah kita bisa jauh berhemat dibandingkan dengan makan di luar, tetapi berdasarkan pengalaman, sayangnya tidak selalu demikian. Apalagi bila makanan yang saya masak adalah menu Indonesia. Beberapa bahan masakan sangat jarang ditemukan di Jerman dan bila ada harganya sangat mahal. Misal ikan asin! Sepertinya sederhana, tetapi ternyata harganya sangat mahal di toko Asia. Jadi saya membatasi diri, contohnya hanya 2 kali dalam seminggu saya masak menu Indonesia dan selebihnya menu Jerman, yang bahannya lebih mudah ditemukan dan lebih murah harganya. Misal harga satu kilogram beras sama dengan harga 2,5 kilogram kentang.
6. Belanja Pakaian di Musim Diskon
Seiring dengan berakhirnya sebuah musim di Jerman, biasanya selalu ada diskon besar-besaran di toko-toko pakaian. Tentu saja hal ini tidak boleh saya lewatkan begitu saja. Saya memanfaatkan momen ini untuk membeli pakaian dasar yang model dan motifnya tidak banyak berubah dalam dan dapat dipakai sepanjang tahun, seperti kaos, celana jeans atau pakaian dalam.
Mengatur keuangan dengan cermat di awal bulan, dapat membuat saya menjalani hidup dengan lebih tenang. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi kualitas kerja saya di Jerman. Semoga tips saya bermanfaat!
_Lia_