
Foto: ©colorbox.com
Hallo pembaca blog Lajuman! Sejak pertama kali saya berbagi cerita tentang tinggal dan bekerja di Jerman di blog ini, sering sekali saya mendapat pertanyaan mengenai studi di Jerman baik melaui surel maupun di kolom komentar. Pada artikel kali ini saya dan tim Blog Lajuman mengundang Olivia Sopacua, Advisor on Studying in Germany dari
DAAD Jakartauntuk menjawab langsung pertanyaan yang paling sering kalian tanyakan.
Sebelum kalian membaca hasil tanya jawab kami dengan Olivia, saya sarankan untuk mengunjungi halaman web ini:
10 Steps Studying in Germany Di sana kita bisa mendapatkan informasi mulai dari langkah-langkah dan juga dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk persiapan studi kalian di Jerman.
Sudah dicek halaman webnya? Berikut adalah petikan tanya jawab bersama Olivia Sopacua seputar Studi di Jerman.
Lia: Halo Olivia! Apa kabar? Terima kasih untuk kesempatan tanya jawab ini! Kali ini saya tidak akan menanyakan hal-hal teknis mengenai studi di Jerman, karena semua sudah terjawab di situs web
study-in.de
Olivia: Hai Lia! Kabar baik, semoga kamu juga begitu. Benar sekali, Lia.. Di situs web tersebut kalian bisa mendapatkan semua informasi studi di Jerman.
Lia: Kita langsung ke pertanyaan pertama ya.. Untuk persiapan studi di Jerman, calon mahasiswa pendatang diharuskan untuk mengikuti Studienkolleg sebelum mereka akhirnya bisa masuk perguruan tinggi di Jerman. Sebenarnya apa itu
Studienkolleg?
Olivia: Calon mahasiswa pendatang diwajibkan untuk mengikuti
Studienkolleg, bila ijazah kelulusan sekolah menengah atasnya tidak memiliki kualifikasi untuk masuk perguruan tinggi di Jerman, contohnya ijazah kelulusan nasional SMA dari Indonesia.
admission requiremenets
Pertanyaan mendasar saat kita merencanakan studi lanjutan ke Jerman adalah apakah ijazah pendidikan kita sebelumnya diakui oleh perguruan tinggi di Jerman. Di Jerman ada istilah ‘
Hochschulzugangsberechtigung’ atau kualifikasi masuk perguruan tinggi di Jerman sebagai persyaratan untuk mendaftar program studi jenjang S1, artinya bila seseorang ingin mendaftar program studi jenjang S1, maka ijazah kelulusan sekolah menengah atasnya harus memiliki kualifikasi masuk perguruan tinggi di Jerman.
Lia: Kemudian bagaimana cara mendaftarkan diri ke
Studienkolleg? Apakah memungkinkan kalau kita mendaftar dari Indonesia?
Olivia: Bagi calon mahasiswa dari Indonesia punya dua pilihan, bisa
Studienkolleg di Indonesia
www.studienkolleg-indonesia.de dan di Jerman
www.studienkollegs.de. Mekanisme pendaftarannya adalah langsung mendaftar ke
Studienkolleg yang diminati atau mendaftar melalui perguruan tinggi di Jerman. Pendaftaran bisa dilakukan dari mana saja, karena bisa dilakukan daring.
Lia: Berapa lama masa
Studienkolleg?
Olivia: Durasi belajar di
Studienkolleg rata-rata 2 semester atau satu tahun. Tidak tertutup kemungkinan hanya 6 bulan belajar di
Studienkolleg, bila memiliki nilai yang sangat baik. Namun jika ternyata nilai tidak terlalu baik, maka siswa dapat mengulang di semester tersebut tetapi hanya satu kali. Jadi total durasi paling lama belajar di
Studienkolleg adalah 4 semester atau dua tahun.
Lia: Misalnya calon mahasiswa adalah lulusan SMA internasional di Jakarta? Apakah masih diperlukan
Studienkolleg?
Oliviai: Bila ijazah kelulusan SMA internasional memiliki kualifikasi masuk perguruan tinggi di Jerman seperti yang saya sebutkan di atas
(Hochschulzugangsberechtigung) tentunya dengan nilai yang baik dan mata pelajaran yang linier, maka calon mahasiswa dapat langsung kuliah di perguruan tinggi di Jerman tanpa harus mengikuti
Studienkolleg.
Lia: Apakah perguruan tinggi tempat kita
Studienkolleg harus sesuai dengan perguruan tinggi tempat kita studi nantinya?
Olivia: Idealnya demikian. Pada beberapa contoh, bisa saja berbeda. Pada dasarnya calon mahasiswa mempunyai hak untuk mendaftarkan diri ke beberapa kampus berbeda, selama jurusan yang dituju tersedia.
Lia: Di Jerman terdapat dua jenis perguruan tinggi, yaitu
Universitaet (universitas) dan
Fachhochschule (Universitas terapan). Apa saja perbedaan antara kedua perguruan tinggi tersebut?
Olivia: Singkatnya, universitas memiliki fokus untuk penelitian. Di Uni mahasiswa diajarkan pengetahuan secara teoretikal dan keahlian metodologis. Kalau Universitas terapan menekankan pengaplikasian ilmu pengetahuan atau bersifat praktek dan mempersiapkan mahasiswa menjadi praktisi yang mumpuni.
Jenjang yang ditawarkan oleh universitas itu mulai dari sarjana sampai ke jenjang doktor, sedangkan universitas terapan hanya sampai jenjang master. Jelas sampai master, karena jenjang S3 kegiatannya adalah meneliti. Pada beberapa kasus, mahasiswa S2 dari universitas terapan bisa melanjutkan ke jenjang doktor, tentu saja dengan memenuhi syarat dan ketentuan. Hasil lulusan dari kedua kampus di atas adalah setara.
YouTube: The German Higher Education System
Lia: Sekarang kita berbicara mengenai finansial. Untuk melanjutkan studi di Jerman dibutuhkan uang tabungan tahunan. Apa fungsinya dan berapa besar deposit tabungan yang dibutuhkan?
Olivia: Berdasarkan informasi terakhir di situs web Kedubes Jerman di Jakarta
Sperrkonto , calon mahasiswa harus memiliki dana 8.640 Euro yang tersimpan di rekening bank atas nama calon mahasiswa itu sendiri. Tujuannya adalah untuk biaya hidup selama satu tahun di Jerman. Untuk tahun selanjutnya, mahasiswa harus melakukan pengisian ulang rekening tersebut. Mahasiswa diperbolehkan menarik dana maksimal 720 Euro setiap bulannya.
Lia: Apa benar studi di Jerman itu
gratis di semua jurusan dan kampus di Jerman?
Olivia: Sebagian besar biaya perkuliahan di kampus negeri di Jerman memang ditanggung oleh pemerintah negara bagian Jerman untuk jenjang S1 dan S2. Untuk negara bagian Baden-Württemberg
BW- Tuition fees for internationals students , calon mahasiswa asing harus membayar biaya perkuliahan 1.500 Euro per semester untuk jenjang S1 dan S2. Sedangkan di negara bagian NRW hal ini masih dalam tahap diskusi.
Terkait dengan studi ada dua pengeluaran, yang pertama adalah biaya perkuliahan atau
tuition fee yang kedua adalah biaya semester kalau kita sih biasa menyebutnya biaya administrasi atau kontribusi per semester. Kontribusi ini bersifat dari kita untuk kita yang besarannya ditentukan oleh masing-masing universitas, karena kebanyakan kontribusi per semester itu termasuk
Semesterticket (ongkos transportasi di negara bagian tempat perguruan tinggi berada), ada juga social fee (dana ini bisa digunakan untuk perawatan sarana dan prasarana kampus, seperti kafetaria dan perpustakaan),
studion union contribution (dana sosial kemahasiswaan)
Lia: Mengapa DAAD tidak menawarkan beasiswa S1 di Jerman?
Olivia: Seperti yang telah dibahas di atas, sebagian besar biaya perkuliahan jenjang S1 ditanggung oleh pemerintah negara bagian, oleh karenanya tidak ada beasiswa.
Lia: Setelah memutuskan untuk kuliah di Jerman dan tentunya kita harus tahu bidang studi apa yang mau kita pelajari di universitas mana. Sayangnya kebanyakan dari kita setelah lulus SMA belum tahu jurusan apa yang akan ditekuni. Adakah kemungkinan kita terbang dulu ke Jerman, mencari informasi dan selanjutnya kuliah di Jerman?
Olivia: satu hal yang sangat perlu diingat kepergian kita ke Jerman membutuhkan tujuan yang jelas supaya kita dapat mengajukan visa yang tepat. Misal untuk keperluan studi, maka dibutuhkan surat undangan yang menyatakan kita diterima untuk studi di suatu perguruan tinggi di Jerman. Sedangkan kalau hanya untuk mencari informasi, mungkin kalau bersedia, bisa menggunakan visa turis, tetapi menurut saya sayang sekali karena sebenarnya informasi dan mendaftar ke perguruan tinggi di Jerman bisa dilakukan melalui daring.
Lia: Berbicara mengenai studi di Jerman, tidak lepas dari penguasaan bahasa Jerman. Seberapa pentingkah penguasaan bahasa Jerman untuk studi di Jerman?
Olivia: Sangat penting sekali! Untuk mengikuti
Studienkolleg dibutuhkan penguasaan bahasa Jerman tingkat B1, sedangkan untuk studi di perguruan tinggi minimal dibutuhkan tingkat C1.
Lia: Ketika calon mahasiswa akan mengambil kelas internasional yang bahasa pengantarnya menggunakan bahasa inggris, apakah bahasa Jerman masih tetap dibutuhkan? Apakah juga tersedia kelas internasional untuk jenjang S1?
Olivia: Ya tetap diperlukan. Walaupun program studi berbahasa Inggris, tetapi penguasaan Bahasa Jerman memudahkan seseorang dalam komunikasi sehari-hari, mencari tempat magang, mencari kerja, dan lain-lain. Ya ada beberapa perguruan tinggi Jerman yang menawarkan kelas internasional jenjang S1, tetapi memang masih sangat terbatas. Informasi silahkan kunjungi
DAAD - Program Internasional
Lia: Apakah benar kalau kuliah di Jerman harus memiliki nilai rapor dan UN yang bagus?
Olivia: Jelas benar demikian. Nilai rapor dan UN yang bagus adalah salah satu syarat untuk masuk perguruan tinggi di Jerman.
Lia: Pertanyaan yang paling sering kami dapatkan di blog Lajuman, perguruan tinggi mana atau di kota apa yang banyak orang Indonesianya?
Olivia: Kalau kita merujuk statistik Wissenschaft Weltoffen 2018, orang Indonesia memilih studi di negara bagian NRW (22,1%), Hessen dan Baden-Württermberg (11%) dan Hessen (10.2%)
Facebook DAAD Indonesia . Berdasarkan statistik penerima beasiswa DAAD, Göttingen merupakan kota dengan jumlah orang Indonesia yang studi ke Jerman dengan bantuan DAAD.
Lia: Studi di Jerman berarti kita harus mempunyai tempat tinggal
(Wohnung). Bagaimana saya bisa menemukan
Wohnung? Apakah
Wohnung bisa disewa dari Indonesia?
Olivia: Silahkan kunjungi
Akomodasi atau melalui informasi dari
international office kampus tujuan di Jerman. Idealnya sebelum studi dimulai kita harus sudah mulai komunikasi dengan pemilik
Wohnung.
Lia: Banyak calon mahasiswa yang memutuskan untuk kuliah di Jerman, karena banyak saya lihat di media, banyak mahasiswa yang kuliah sambil kerja sampingan. Apakah benar demikian? Apakah ada batas pendapatan dan jam kerja? Apakah nanti gajinya juga terkena pajak?
Olivia: Mahasiswa asing dari Indonesia diperbolehkan bekerja sampingan selama 120 hari per tahun (full day) atau 240 hari per tahun (half day) atau seminggu tidak lebih dari 20 jam. Penghasilan yang diperoleh dalam sebulan tidak boleh melebihi 450 Euro lebih dari itu akan dikenakan pajak, maka dari itu kerja sampingan ini hanya untuk menambah uang saku.
Kerja sampingan
Lia: Bagaimana peluang kerja di Jerman setelah lulus kuliah di Jerman?
Olivia: Lulusan perguruan tinggi di Jerman mempunyai kesempatan 18 bulan setelah lulus untuk mencari kerja di Jerman. Saat ini Jerman memerlukan tenaga ahli di bidang MINT (Matematika, Informatika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknik). Peluang kerja di Jerman bagus, selama calon tenaga kerja memenuhi kualifikasi.
Lia: Di mana calon mahasiswa bisa mendapatkan informasi resmi dan konsultasi mengenai studi di Jerman?
Olivia: www.daad.id, www.study-in.de dan konsultasi tatap muka bisa langsung ke kantor regional DAAD Jakarta di setiap hari Kamis pukul 13.30 sampai 16.00 WIB (tanpa perjanjian).
Lia: Banyak teman-teman lulusan kedokteran yang berniat lanjut spesialis di Jerman, apakah mereka bisa datang ke DAAD untuk konsultasi?
Olivia: Kami DAAD akan mengarahkan mereka untuk mengunjungi kamar kedokteran di Jerman. Spesialis di Jerman bukan dalam wilayah studi, melainkan kerja. Jadi mereka bisa mendapatkan informasi di tautan berikut ini;
Bidang studi kedokteran
Lia: Apakah konsultasi DAAD berbayar dan harus melakukan reservasi terlebih dahulu?
Olivia: waktu konsultasi kami adalah setiap hari kamis, 13.30 – 16.00. Peminat studi dapat datang pada waktu dan jam yang telah ditentukan dengan atau tanpa membuat janji terlebih dahulu. Dan gratis!
Lia: Misalnya nanti selama studi saya mengalami kesulitan, di mana saya bisa mendapatkan konsultasi?
Olivia: Ketika kita tiba di Jerman, beberapa perguruan tinggi Jerman menawarkan program mentor. Biasanya mahasiswa asing mendapat mentor pribadi, seorang mahasiswa Jerman yang telah berpengalaman, yang akan membantu untuk mengurus hal-hal terkait dengan administrasi dan akademis bahkan masalah pribadi tentang kehidupan sehari-hari. Mahasiswa juga bisa menghubungi
Studentenwerk yang dapat memberikan bantuan, misalnya bagaimana membuat asuransi kesehatan, mencari tempat tinggal sampai penjualan kupon makanan.
Lia: Terakhir dari saya, adakah saran atau tips untuk teman2 yang akan studi di Jerman?
Olivia:
1. Penguasaan Bahasa Jerman itu sangat penting.
2. Kita harus sungguh-sungguh untuk studi di Jerman, dibuktikan dengan nilai rapor sekolah dan ijazah yang bagus.
3. Setelah kita di Jerman, bersikap terbuka tetapi tetap berintegritas J
Jadi persiapan mental, intelektual, spiritual dan juga finansial harus disiapkan dengan mantap!
Lia: terima kasih banyak untuk wawancaranya hari ini! semoga bermanfaat untuk kita semua Bagi teman-teman yang masih memiliki pertanyaan seputar studi di Jerman, kalian bisa cari informasinya di situs web yang sudah kami lampirkan di atas atau kalian bisa langsung konsultasi dengan Olivia di waktu dan tempat yang telah disebutkan di atas. Selamat berjuang!