
Foto: ©Colourbox.com
Pada tanggal 24 September 2017 yang lalu, Jerman melakukan pemilihan umum parlemen. Seperti apa pemilihan umum di Jerman?

Foto: ©Colourbox.com
Pada tanggal 24 September 2017 yang lalu, Jerman melakukan pemilihan umum parlemen. Saya berkesempatan untuk menyaksikan langsung pesta rakyat Jerman yang berlangsung 4 tahun sekali tersebut.
Warganegara Jerman yang berusia 18 tahun keatas memiliki hak suara untuk memilih. Pada pemilihan tersebut, setiap pemilik suara akan mendapatkan kartu suara, yang di dalamnya tertera:
• Bagian kiri (
Erststimme/suara pertama): seorang kandidat beserta nama partai pengusungnya (bisa jadi tidak tertera nama partai, bila kandidat tersebut tidak mempunyai partai pengusung)
• Bagian kanan (
Zweitstimme/suara kedua): tertera nama-nama partai yang mengikuti
Bundestagswahl.
Kandidat yang dipilih pada
Erststimme akan berbeda di setiap
Bundesland/negara bagian di Jerman. karena politkus tersebut akan mewakili rakyat dari negara bagian tersebut pada
Bundestag/Parlemen.
598 „kursi“ terdapat di Parlemen Jerman. 299 di antaranya akan diisi oleh kandidat yang tertera pada suara pertama
(Erststimme). Tentunya kandidat yang mendapat suara terbanyak yang masuk parlemen. Kemudian perolehan suara dari surat kedua
(Zweitstimme) menentukan jumlah kursi (dari 299 „kursi“) yang diperoleh satu partai di parlemen.
Jumlah 598 kursi ini tidak mutlak. Jumlahnya bisa membesar seiring dengan hasil suara.
Misal, pada
Zweitstimme partai X mendapat suara untuk mengirim 10 kandidat ke parlemen, sedangkan pada
Erststimme ada 15 kandidat yang berhasil mendapatkan suara terbanyak. Maka partai X tetap bisa mengirimkan 15 kandidat tersebut ke parlemen. Hal ini disebut sebagai
Überhangsmandate.
Untuk menjaga agar presentase pendapatan kursi di parlemen setelah
Überhangsmandate tetap sesuai dengan hasil pemilihan, maka diterapkan
Ausgleichmandate, yakni partai-partai lain mendapat kesempatan untuk memasukkan anggota ke parlemen. Memang dengan demikian jumlah kursi di parlemen akan membengkak, tetapi dengan demikian jumlah kursi di parlemen tetap sesuai dengan presentase hasil pemungutan suara.
Menariknya bila pada hari pemilihan, seorang pemilih tidak mempunyai waktu, maka ia bisa memilih melalui surat. Surat suara akan dikirim ke alamat tempat tinggal pemilih dan pemilih harus mengirimkan kembali suara suara tersebut.
Hasil dari pemilihan sekarang sudah bisa kita ikuti di berbagai media. Sekarang saatnya kita menunggu, siapa yang akan menjadi kanselir Jerman selanjutnya?
_Lia_
Link Tipp:
Bundeszentrale für politische Bildung