
Foto: Goethe-Institut/P. S. M. Yusuf
Melly memboyong serta kedua anaknya menyusul suami yang sudah terlebih dahulu pindah ke Jerman. Bagaimana persiapannya?
Foto: Goethe-Institut/P. S. M. Yusuf
Blog Lajuman: Hallo Melly, senang bisa berkenalan dengan Anda!
Melly: Hallo, senang juga bisa berkenalan dengan Lajuman
Blog Lajuman: Sudah berapa lama dan untuk alasan apa Anda tinggal di Jerman?
Melly: Saya sudah 2 tahun tinggal di Jerman, ikut suami yang sedang melanjutkan sekolah disini.
Blog Lajuman: Visa apa yang Anda butuhkan untuk dapat tinggal di Jerman?
Melly: Untuk dapat berangkat dan tinggal di Jerman, saya membutuhkan visa yang dibutuhkan untuk tinggal lebih dari 90 hari yaitu visa nasional Jerman, visa kumpul keluarga.
Foto: Goethe-Institut/P. S. M. Yusuf
Blog Lajuman: Bagaimana proses permohonan izin tinggalnya?
Melly: Kita harus membuat perjanjian pendaftaran visa nasional di Kedutaan Jerman di Jakarta dan sebelum hari H pengajuan pembuatan visa nasional saya mempersiapkan beberapa dokumen, seperti:
1. Paspor
Bagi yang belum pernah memiliki paspor, Anda harus membuatnya sesuai domisili yang tertera di Kartu Tanda Pengenal (KTP).
2. Legalisasi buku nikah dan legalisasi akte kelahiran
Legalisasi buku nikah dilakukan di KUA tempat menikah, Kementrian Agama, Departemen Hukum & HAM dan Kementrian Luar Negeri. Sedangkan legalisasi akte kelahiran dilakukan di Departemen Hukum & HAM dan Kementrian Luar Negeri.
3. Terjemahan buku nikah dan akte kelahiran dalam bahasa Jerman oleh penerjemah tersumpah
Daftar penerjemah tersumpah dapat dilihat di website Kedutaan Jerman di Jakarta.
4. Legalisasi buku nikah dan akte kelahiran yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Jerman
Legalisasi ini dilakukan di Kedutaan Jerman di Jakarta.
Foto: Goethe-Institut/P. S. M. Yusuf
5. Sertifikat A1 kemampuan bahasa Jerman dari Goethe-Institut
Bagi yang belum pernah belajar bahasa Jerman, dapat mengikuti kursus dan ujian bahasa Jerman tingkat A1 di Goethe Institut Jakarta, Bandung dan Surabaya
6. Surat undangan dari pengundang (yang sudah berada di Jerman)
Pada saat saya mengajukan visa kumpul keluarga, saya harus menyertakan surat undangan/
Verpflichtungserklärung yang asli harus dikirimkan langsung ke Indonesia.
Blog Lajuman: Apakah dibutuhkan kemampuan bahasa Jerman untuk Anda dan anak-anak?
Melly: Saat mengajukan visa, anak-anak masih di bawah 5 tahun sehingga tidak membutuhkan kemampuan Bahasa Jerman. Sedangkan saya harus memenuhi salah satu syarat pengajuan visa, yakni memiliki Ijazah Kemampuan Bahasa Jerman dari Goethe-Institut level A1.
Blog Lajuman: Apakah Anda dan anak sempat mengalami culture shock saat hari-hari pertama tinggal di Jerman? Bagaimana cara Anda menyiasatinya?
Melly: Ya, tentu saja. Perbedaan aturan, bahasa, musim dan kultur di Jerman membuat kami membutuhkan waktu untuk dapat beradaptasi.
Hal yang penting ketika berada di tempat yang baru adalah tidak malu bertanya dan selalu ingin tahu. Misalnya,mengenai informasi tempat-tempat penting, seperti tempat belanja kebutuhan sehari-hari, kantor pos, rumah sakit, tempat ibadah, perpustakaan, klub olah raga dan yang lainnya.
Saya selalu mengupayakan untuk mencari informasi dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ditawarkan oleh pemerintah kota sehingga anak-anakpun berusaha mengenal lingkungan di luar rumah dan bertemu dengan teman-teman sebayanya. Sebagai contoh: mengajak anak-anak untuk ikut kegiatan yang ditawarkan oleh
Kinderbibliothek (Perpustakaan Anak) atau bermain di
Spielplatz (fasilitas umum tempat bermain anak).
Untuk orangtua yang memiliki anak di bawah 3 tahun dapat mengikuti Krabbelgruppe. Tujuannya, mengajak anak-anak yang umurnya tidak jauh berbeda untuk bisa bermain bersama dan orangtua dapat saling berbagi informasi. Mengingat di Jerman tidak semua tetangga memiliki anak dan tidak ada budaya bermain ke tetangga seperti halnya di Indonesia.
Blog Lajuman: Apa kesibukan Anda dan keluarga saat ini?
Melly: Saat ini saya masih mengikuti
Frauenkurs (kursus Bahasa Jerman khusus untuk perempuan) walaupun saya sudah menyelesaikan dan lulus
Intergrationkurs (kursus Bahasa Jerman) dan
Orientierungkurs (kursus mengenal Jerman). Hal ini dilakukan agar saya tetap terus mempraktekkan bahasa Jerman melalui diskusi-diskusi di dalam kelas dan tentunya juga menambah banyak teman.
Foto: Goethe-Institut/P. S. M. Yusuf
Sedangkan anak-anak saya sudah mulai sekolah, yang pertama sudah masuk
Grundschule (Sekolah Dasar) dan anak yang kedua tahun ini sudah masuk
Kindergarten (Taman Kanak-kanak). Banyak sekali kegiatan anak-anak di luar jam sekolah menjelang akhir tahun dan musim dingin saat ini. Seperti misalnya,
Gemeinsam Backen (membuat kue bersama) dan anak kami yang sudah di
Grundschule sedang mempersiapkan pertunjukkan drama dan juga mengikuti
Leichtathletik-Wintertraining (olah raga atletik saat musim dingin).
Blog Lajuman: terima kasih untuk wawancaranya
Melly : Sama-sama. Semoga bermanfaat