
© Colourbox.de
Interview dengan Rianti asal Indonesia yang baru saja melahirkan anaknya pada bulan Juli 2015 lalu..

title="© Colourbox.de" alt="" />
© Colourbox.de
Hallo pembaca! Masih ingat wawancara redaksi Blog Lajuman dengan Ririn di Jerman yang sedang mengandung ? Pada Juli 2015 yang lalu Ririn telah melahirkan putri pertamanya yang bernama Amirah. Berikut wawancara redaksi blog Lajuman dengan Ririn.
Blog Lajuman: Hallo Ririn! Selamat atas kelahiran Amirah!
Rianti: Terima kasih!
Blog Lajuman: Bagaimana proses persiapan kelahirannya kemarin?
Rianti: Pada saat kandungan saya memasuki usia 36 minggu, saya mendaftarkan diri di sebuah rumah sakit dekat rumah untuk persalinan. Dua minggu sebelum melahirkan saya juga mengikuti program akupunktur untuk ibu hamil di rumah sakit tersebut. Setelah usia kandungan saya memasuki 39 minggu lebih, saya memperbanyak jalan kaki supaya nantinya mempermudah proses kelahiran.
Blog Lajuman: Dokumen dan perlengkapan apa saja yang harus disiapkan sebelum melahirkan di Jerman?
Rianti: Dokumen yang diperlukan untuk mendaftarkan diri di rumah sakit yaitu kartu asuransi kesehatan. Saya juga harus mengisi formulir dari rumah sakit. Setelah melahirkan saya langsung ke
Rathaus untuk mengurus akte kelahiran anak saya. Dokumen yang dibutuhkan hanya kartu tanda pengenal suami dan istri serta akte pernikahan. Akte yang didapat ialah akte anak untuk mendaftarkan
Elterngeld (uang tunjangan orangtua),
Kindergeld (uang tunjangan anak), akte untuk pemerintah Indonesia dan akte Jerman. Biaya yang dikeluarkan untuk megurus akte tersebut sebesar 10 Euro. Besarnya biaya bisa berbeda, tergantung kebijakan setempat.
Foto: Goethe-Institut Indonesien/Rianti D. Pertiwi
Blog Lajuman: Apakah ada proses inisiasi menyusui dini seperti di Indonesia?
Rianti: Ya, di sini juga dilakukan proses inisiasi menyusui dini. Setelah saya selesai dioperasi, (saya melahirkan dengan proses caesar) bayi saya diperiksa kembali berat, tinggi dan lebar kepalanya. Lalu
Hebamme atau bidan memberikan bayi saya kepada saya untuk proses iniasiasi menyusui walaupun pada saat itu ASI saya belum keluar. Di rumah sakit dibantu dengan asupan tambahan untuk bayi, yaitu botol yang berisi cairan seperti susu tetapi bukan susu. Asupan tambahan tersebut hanya didapat di rumah sakit karena tidak dijual di luar seperti di supermarket dan apotik.
Blog Lajuman: Kemudian bagaimana status kebangsaan anak Anda saat ini?
Rianti: Pada saat ini status kebangsaan anak saya adalah Jerman, karena dia dilahirkan di Jerman dan memiliki akte Jerman.
Blog Lajuman: Sokongan apa saja yang didapatkan dari pemerintah Jerman?
Rianti: Pemerintah menyediakan banyak bantuan keuangan untuk pasangan yang memiliki anak, seperti
Kindergelddan
Elterngeld. Setiap bantuan memiliki kriteria tertentu.
Foto: Goethe-Institut Indonesien/Rianti D. Pertiwi
Blog Lajuman: Apa saja tradisi menyambut kelahiran buah hati di Jerman? Apakah ada tradisi seperti di Indonesia yaitu bubur merah putih, selametan dan lain-lain?
Rianti: Di Jerman ada tradisi
„Das Baby pinkeln lassen“ atau ada juga yang menyebut
Babyparty, Babypinkeln, Pinkelparty dll., . Setelah bayi lahir, sang ayah mengundang kerabat, teman baik maupun tetangga dekat sementara sang ibu masih di rumah sakit.
Namun kami tidak melakukan pesta atau selamatan untuk menyambut buah hati kami.
Blog Lajuman: terima kasih Rianti untuk wawancaranya.
Rianti: Iya sama-sama. Semoga bermanfaat
